Now you can Subscribe using RSS

Submit your Email

Wednesday, April 19, 2017

Pemanasan global

khansha hanak


Pemanasan global yang terjadi saat ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya pemanasan global adalah efek rumah kaca. Efek rumah kaca adalah suatu peristiwa terperangkapnya panas matahari di dalam bumi sehingga suhu bumi lebih panas dibandingkan suhu biasanya. Efek rumah kaca merupakan salah satu dampak yang juga disebabkan karena menipisnya lapisan ozon. Adanya lubang pada lapisan ozon menyebabkan panas berlebih masuk menuju bumi. Setelah panas itu masuk maka akan dipantulkan kembali oleh permukaan bumi. Namun panas tersebut tidak dapat keluar bumi disebabkan karena adanya gas-gas rumah kaca. Gas tersebut antara lain adalah :

- Uap air
- Karbon Dioksida
- Metana
- Nitrogen Oksida
- Klorofluorokarbon (CFC)

Terjadinya Efek Rumah Kaca

Radiasi (pancaran) sinar matahari yang masuk ke bumi sebagian besar akan diserap oleh bumi dan sebagian langsung dipantulkan kembali oleh atmosfer. Namun ada pula sebagian sinar matahari yang masuk hingga mencapai permukaan bumi kemudian dipantulkan menuju atmosfer dan akhirnya ke luar bumi. Jika di lapisan atmosfer terdapat gas rumah kaca, maka gas rumah kaca tersebut akan memantulkan radiasi sinar matahari kembali ke permukaan bumi. Semakin banyak gas rumah kaca yang terdapat pada lapisan atmosfer, maka semakin banyak pula radiasi matahari yang tertahan di bumi. Ini mengakibatkan suhu permukaan di bumi akan meningkat.
Konsep Pemanasan Global
Pemanasan global (Global Warming) merupakan proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi. Terjadinya pemanasan global dapat dipengaruhi oleh adanya aktivitas manusia maupun aktivitas alam itu sendiri (alamiah). Aktivitas manusia yang diperkirakan berkontribusi pada kenaikan suhu bumi antara lain adalah aktivitas yang meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca (GRK) maupun aktivitas yang mempercepat terjadinya penipisan lapisan ozon.

Beberapa aktivitas yang dapat menghasilkan GRK adalah :

Aktivitas yang menghasilkan CO2 seperti kegiatan penggunaan bahan bakar kayu (biomass), batu bara, minyak bumi, dan gas alam oleh industri, kendaraan bermotor, dan rumah tangga serta pembakaran hutan. Gas CO2 menyerap radiasi pada panjang gelombang yang sedikit lebih panjang dari panjang gelombang cahaya tampak atau pada daerah inframerah. Sebenarnya gas karbon dioksida bukanlah suatu masalah. Tanpa gas karbon dioksida didalam atmosfer, temperatur bumi akan terlalu dingin dan semua air akan membeku. Gas CO2 merupakan peredam kuat sinar inframerah, sehingga akan menyerap panas yang dipancarkan bumi dan dipantulkan kembali. Proses tersebut merupakan suatu proses alami yang sangat penting bagi terbentuknya kehidupan di bumi. Namun, kadar CO2 yang berlebihan akan menyebabkan semakin banyaknya panas yang diserap dan dipantulkan kembali ke bumi sehingga temperatur bumi meningkat.
Kegiatan yang menghasilkan gas CH4 seperti kegiatan industri yang menghasilkan bahan baku, kegiatan pembakaran biomass yang tidak sempurna, serta kegiatan penguraian oleh bakteri di tempat pembuangan akhir (TPA), ladang padi dan peternakan
Kegiatan yang menghasilkan N2O hasil dari pemakaian pupuk nitrogen yang berlebihan di dalam usaha penanaman padi, aktivitas industri dengan menggunakan limbah padat sebagai bahan bakar alternatif dan penggunaan bahan bakar minyak bumi.
Kenaikan suhu permukaan bumi akibat adanya peningkatan gas rumah kaca (GRK) di atmosfer akan mempengaruhi pola radiasi matahari (khususnya gelombang panjang) yang masuk dan mencapai permukaan bumi. Radiasi matahari (khususnya gelombang panjang) tidak dapat langsung dilepaskan/dipantulkan kembali ke luar angkasa, tetapi tertahan dan dipantulkan kembali ke bumi oleh GRK. GRK yang berlebihan di atmosfer akan dapat menahan radiasi panas matahari untuk keluar dari atmosfer bumi. Kejadian tertahannya radiasi matahari ini akan meningkatkan suhu bumi dan bila kejadian ini berlangsung cukup lama dan terjadi pada wilayah yang luas maka pemanasan bumi secara global akan terjadi.
Faktor lain penyebab terjadinya kenaikan suhu muka bumi adalah akibat adanya penipisan lapisan ozon di atmosfer. Lapisan ozon sangat bermanfaat bagi perlindungan terhadap radiasi langsung dari sinar matahari ke permukaan bumi yang merugikan keberlangsungan dan kehidupan makhluk hidup di bumi. Keberadaan bahan perusak ozon dan kegiatan yang menghasilkan bahan perusak ozon (BPO) seperti : kegiatan industri pendingin udara (kulkas dan AC), pesawat terbang, katalisator proses industri, bahan pencegah kebakaran dan fumigasi yang menggunakan CFC atau freon, CTC (Carbon Tetrachloride) , TCA, Halon, Aerosol, Solvent dan Metil Bromida (CH 3Br)  merupakan ancaman yang cukup serius bagi makhluk hidup yang ada di muka bumi.

Meningkatnya GRK dan BPO di atmosfer bisa juga diakibatkan oleh menurunnya kemampuan alam di dalam menyerap karbon. Aktivitas penggundulan hutan serta pola penggunaan lahan yang tidak berwawasan lingkungan akan mengurangi kemampuan alamiah alam dalam menyerap karbon yang ada di atmosfer.

Dampak – dampak yang ditimbulkan dari pemanasan global antara lain :

a.    Perubahan iklim tidak stabil
Akibat udara yang panas menyebabkan siklus perubahan angin juga berubah sehingga pola curah hujan pun berubah dan tidak terprediksi. Air tanah akan lebih cepat menguap sehingga di beberapa daerah menjadi lebih kering dan kekurangan sumber air. Tetapi di beberapa daerah yang lainnya curah hujan akan meningkat dan badai akan sering terjadi. Pola curah hujan yang berubah ini berpengaruh pada hasil panen petani yang menjadi berkurang sehingga mengakibatkan harga pangan semakin mahal. Selain itu, perubahan iklim juga menyebabkan udara semakin kotor. Udara yang kotor menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan bakteri atau virus semakin cepat sehingga akan menimbulkan berbagai penyakit.
b. Permukaan air laut meningkat
Pemanasan global menyebabkan es yang berada di kutub utara sedikit demi sedikit semakin mencair. Jika kenaikan permukaan air laut semakin tinggi maka wilayah atau negara yang letaknya lebih rendah akan tenggelam.
c. Menurunnya persediaan air
Persediaan air tanah juga semakin menipis akibat pemanasan global. Curah hujan yang menurun akan menyebabkan air tanah juga menurun kualitasnya.
d. Terjadi kekeringan
Banyak hutan yang ditebang untuk lahan pertanian dan perumahan mengakibatkan persediaan air semakin menurun
e. Terjadinya banjir

Perubahan cuaca dapat mengakibatkan curah hujan di beberapa negara semakin tinggi sehingga bisa menimbulkan banjir.
f. Mencairnya es di kutub utara dan kutub selatan
Dari hasil penelitian, peningkatan suhu di kedua kutub tersebut sudah tiga kali. Beberapa negara seperti Belanda, Singapura dan negara Eropa lainnya saat ini sedang membangun atau melebarkan wilayah negara dengan membuat bendungan dan pasir di pantai agar tidak terkena dampak pemanasan global yaitu naiknya permukaan air laut.
g. Kabut asap atau smog meningkat
Kabut asap beresiko terhadap terjadinya gelombang panas. Saat ini kendaraan bermotor banyak sekali, namun jumlah hutan semakin tahun semakin menurun sehingga jumlah gas karbon monoksida dan kabut asap juga meningkat. Kabut asap juga beresiko menyebabkan terjadinya gangguan saluran pernapasan.
h. Jumlah fauna di hutan semakin berkurang
Efek pemanasan global mengakibatkan jumlah hewan semakin berkurang karena tidak bisa bertahan dengan cuaca dan tumbuh-tumbuhan sebagai makanannya juga semakin berkurang. Akibatnya, beberapa hewan yang tidak mampu beradaptasi akan punah. Kepunahan spesies organisme akan mengurangi keanekaragaman hayati. Jika banyak organisme yang punah, ekosistem menjadi tidak stabil.

Berikut ini hasil kesepakatan Dunia Internasional dalam upaya penanggulangan dampak pemanasan global :

1. IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change)
Pada tahun 1988, Badan PBB untuk lingkungan (United Nations Environment Programme) dan organisasi meteorologi dunia (World Meteorology Organization) mendirikan sebuah panel antar pemerintah untuk perubahan iklim yang dikenal dengan IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change) yang terdiri atas 300 lebih pakar perubahan iklim dari seluruh dunia. IPCC bersekretariat di Jenewa (Swiss) dan bertemu satu tahun sekali di sebuah rapat pleno yang membahas tiga hal utama :
  • Informasi ilmiah mengenai perubahan iklim
  • Dampak, adaptasi dan kerentanan
  • Mitigasi perubahan iklim
Pada tahun 1990 dan 1992, IPCC menyimpulkan bahwa penggandaan jumlah gas rumah kaca di atmosfer mengarah pada konsekuensi serius bagi masalah sosial, ekonomi, dan sistem alam di dunia. Selain itu, IPCC menyimpulkan bahwa emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari aktivitas manusia juga memberikan kontribusi pada gas rumah kaca alami dan akan menyebabkan atmosfer bertambah panas. IPCC memperkirakan penggandaan emisi gas rumah kaca akan menyebabkan pemanasan global sebesar 1,5 – 4,5 derajat celcius.
Majelis umum PBB menanggapi seruan IPCC dengan secara resmi membentuk sebuah badan negosiasi antar pemerintah, yaitu Intergovernmental Negotiating Commitee(INC) untuk merundingkan sebuah konvensi mengenai perubahan iklim. Laporan IPCC terakhir tahun 2007 secara garis besar terdiri dari :
Laporan Kelompok Kerja I dikeluarkan pada Februari 2007, menekankan bahwa manusia adalah penyebab utama peningkatan gas rumah kaca (GRK) di lapisan udara
Laporan Kelompok Kerja II mengenai dampak dan adaptasi perubahan iklim dikeluarkan awal April 2007, membeberkan perkiraan ancaman bencana di banyak negara apabila tidak dilakukan upaya segera untuk mengurangi kegiatan yang dapat menyebabkan pemanasan global
Laporan kelompok kerja III yang dikeluarkan Mei 2007 menganalisis proses pengurangan emisi karbon yang sudah dan harus dilakukan, dan strategi adaptasi untuk bertahan terhadap dampak perubahan iklim yang tidak bisa dihindari.

 2. Protokol Kyoto

Protokol Kyoto diadopsi pada sesi ketiga Konferensi Pihak Konvensi (UNFCCC) pada 1997 di Kyoto, Jepang. Semua pihak dalam UNFCCC dapat menanda tangani atau meratifikasi Protokol Kyoto, sementara pihak luar tidak diperbolehkan. Negara-negara yang meratifikasi protokol ini berkomitmen untuk mengurangi emisi/pengeluaran karbon dioksida dan lima gas rumah kaca lainnya, atau bekerja sama dalam perdagangan emisi jika mereka menjaga jumlah atau menambah emisi gas-gas tersebut, yang telah dikaitkan dengan pemanasan global. Jika sukses diberlakukan, Protokol Kyoto diprediksi akan mengurangi rata-rata cuaca global antara 0,02 °C dan 0,28 °C pada tahun 2050.
Menurut rilis pers dari Program Lingkungan PBB :
“ Protokol Kyoto adalah sebuah persetujuan sah di mana negara-negara perindustrian akan mengurangi emisi gas rumah kaca mereka secara kolektif sebesar 5,2% dibandingkan dengan tahun 1990 (namun yang perlu diperhatikan adalah jika dibandingkan dengan perkiraan jumlah emisi pada tahun 2010 tanpa protokol, target ini berarti pengurangan sebesar 29%). Tujuannya adalah untuk mengurangi rata-rata emisi dari enam gas rumah kaca : karbon dioksida, metan, nitrous oxide, sulfur heksafluorida, HFC, dan PFC yang dihitung sebagai rata-rata selama masa lima tahun antara 2008 – 2012. Targer nasional berkisar dari pengurangan 8% untuk Uni Eropa, 7% untuk AS, 6% untuk Jepang, 0% untuk Rusia, dan penambahan yang diizinkan sebesar 8% untuk Australia dan 10% untuk Islandia.” .
3. Asia Pacific Partnership on Clean Development and Climate (APPCDC)
Asia Pacific Partnership on Clean Development and Climate (APPCDC) merupakan kerjasama internasional yang bersifat sukarela antara Australia, Kanada, India, Jepang, Republik Rakyat Cina, Korea Selatan yang mengumumkan pembentukannya pada tanggal 28 Juli 2005, Menteri Luar Negeri, Lingkungan dan Energi dari negara-negara peserta sepakat untuk bekerja sama dalam pengembangan dan transfer teknologi yang memungkinkan pengurangan emisi gas rumah kaca yang bersesuaian dengan UNFCC dan perangkat internasional lainnya seperti Protokol Kyoto.

4. Protokol Montreal

Protokol Montreal adalah sebuah traktat internasional yang dirancang untuk melindungi lapisan ozon, dengan meniadakan produksi sejumlah zat yang diyakini bertanggung jawab atas berkurangnya lapisan ozon. Traktat ini berlaku sejak 1 Januari 1989. Traktat ini difokuskan pada beberapa kelompok senyawa hidrokarbon, halogen, yang diyakini memainkan peran penting dalam penipisan lapisan ozon. Semua zat tersebut memiliki klorin atau bromin.
Lalu, langkah nyata apa yang dapat kita lakukan dalam keseharian untuk mengurangi pemanasan global ?

Upaya-Upaya Penanggulangan Pemanasan Global;

(a) Menghemat Listrik dengan mematikan lampu/peralatan elektronik yang tidak perlu
(b) Gerakan Menanam Pohon
(c) Pelestarian Hutan
(d) Mengurangi penggunaan mobil dengan beralih ke transportasi umum;
(e) Gas Freon yang digunakan pada mesin pendingin penggunaannya sudah mulai dikurangi;
(f) Energi Surya sebagai salah satu energi alternatif yang dapat menggantikan energi berbahan bakar fosil.

Tindakan yang lebih baik dalam mengatasi, mengurangi, dan mencegah pemanasan global adalah dengan mengubah perilaku manusia. Karena pemahaman tentang pemanasan global yang ditanamkan hari ini berdampak besar pada generasi mendatang. Berikut ini adalah beberapa upaya yang dapat dilakukan dalam mengurangi pemanasan global, antara lain :
a. Hemat Listrik
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa gas rumah kaca itu didominasi dari karbondioksida (CO2). Sebagian besar dari CO2 dihasilkan dari pembangkit listrik yang berbahan bakar fosil. Dengan demikian, jika kita berhemat listrik maka secara tidak langsung kita mengurangi kadar CO2 di atmosfer. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam menghemat listrik antara lain : matikan peralatan listrik jika sudah tidak digunakan, menggunakan barang elektronik yang low watt (daya listrik rendah), matikan lampu pada saat tidur, mengoptimalkan sinar matahari pada siang hari sebagai penerangan di dalam rumah, dan sebagainya.
b. Menanam Pohon
CO2 digunakan tanaman untuk berfotosintesis, maka penanaman pohon dalam jumlah banyak akan menjadi solusi untuk mengurangi jumlah CO2 di atmosfer.
c.  Melestarikan Hutan
Hutan memiliki banyak fungsi antara lain : sebagai paru-paru dunia yang menyuplai Oksigen, sumber keanekaragaman hayati karena hutan merupakan tempat hidup berbagai jenis flora dan fauna, sumber cadangan air, dan sebagainya. Fungsi hutan begitu penting terutama dalam mengurangi dampak pemanasan global. Oleh sebab itu, kita perlu menjaga dan melestarikan hutan. Pengalihan fungsi hutan untuk lahan produktif seperti perkebunan kelapa sawit, lahan pertanian harus dilakukan dengan bijak dan memperhatikan prinsip-prinsip kelestarian. Membuka lahan produktif dengan cara membakar hutan dapat mengakibatkan dampak lingkungan yang serius. Oleh sebab itu, pemerintah perlu membuat kebijakan yang jelas dan tegas mengenai kelestarian lingkungan hidup. Pelaku pembakaran hutan harus ditindak tegas dengan hukuman yang berat agar pelakunya jera karena akibat perbuatan mereka berdampak pada kehidupan orang banyak.
d.  Mengurangi Penggunaan Mobil dan Uji Emisi Kendaraan Bermotor 
Mobil sebagai penyumbang sumber CO2 terbesar di perkotaan, juga perlu diantisipasi dengan mengubah perilaku orang. Penggunaan mobil pribadi menjadi penyumbang CO2 terbesar bila tidak ada pengaturan penggunaan mobil pribadi dengan baik. Selain itu, pengecekan rutin uji emisi kendaraan bermotor dapat meminimalisir jumlah gas buangan CO2. Mesin kendaraan yang tidak dirawat dengan baik akan menyebabkan pembakaran pada mesin menjadi tidak sempurna. Akibatnya performa kendaraan bermotor menjadi kurang baik, terlebih lagi gas buangan hasil pembakaran menjadi lebih banyak.
e. Mengurangi penggunaan bahan perusak Ozon
Penggunaan bahan perusak ozon seperti yang biasa digunakan pada bahan pelarut dan pembersih, alat pendingin (kulkas dan AC), hair spray, semprotan nyamuk, dan sebagainya secara berlebihan menyebabkan bolongnya lapisan ozon sehingga menimbulkan terjadinya pemanasan global. Penggunaan bahan perusak ozon dapat dikurangi dengan beberapa cara antara lain : mengurangi penggunaan AC atau memilih produk elektronik pendingin yang bebas freon, mengurangi penggunaan hair spray, penyemprot cat ataupun semprotan nyamuk yang berbahan aerosol. 
f. Penggunaan Energi Alternatif Baru
Selama ini sebagian besar energi listrik kita dihasilkan dari pembakaran batubara ataupun minyak bumi yang menghasilkan gas rumah kaca. Penggunaan energi terbaharui dengan memanfaatkan tenaga air, angin, dan panas bumi dapat mengurangi produksi CO2 yang dilepas ke udara. Energi nuklir juga dapat menjadi sebuah energi alternatif untuk mengurangi pemanasan global meskipun masih kontroversial karena alasan keselamatan dan limbahnya yang berbahaya.
Masih banyak hal-hal kecil yang dapat kita lakukan untuk mengurangi pemanasan global yaitu :
  • mengurangi penggunaan tissue dengan menggunakan sapu tangan,
  • menggunakan kertas secara efisien dan lain-lain.






khansha hanak / Author & Editor

Just a little girl in a big world.

0 comments:

Post a Comment

Coprights @ 2016, Blogger Templates Designed By Templateism | Distributed By Gooyaabi Templates