Berbicara tentang perasaan sepertinya isu yang paling sensitif tapi paling seru untuk dibahas. Selama SMA ini jujur saya tidak terlalu memikirkan tentang “perasaan”, lebih asyik menjalani pertemanan. Tidak memungkiri pertemanan sebenarnya juga melibatkan perasaan, tapi dalam pengalaman yang telah berlalu, biasanya hal tersebut bukan datang dari diri saya melainkan pihak yang lain.
Sebagai manusia biasa sih terkadang muncul perasaan-perasaan baru, tetapi saya lebih suka memendamnya karena biasanya perasaan itu cuma bersifat sementara, besok-besok bisa berubah. Paling-paling bercerita kepada teman-teman terdekat, perempuan memang suka mengungkit urusan perasaan, berharap teman-temannya juga merasakan hal yang sama.
Selama SMA ini saya juga tidak mau berurusan dengan relationship, walaupun pada akhirnya ketika berteman kadang berurusan dengan perasaan juga. Saya sih tidak mau ambil pusing, lebih suka cepat-cepat move on dengan menyibukkan diri, toh tanggungan akademik selama SMA sudah cukup menyita banyak waktu saya sehingga kadang tidak sempat untuk berpikir hal-hal tersebut.
Berhubung saya tidak terlalu punya pengalaman yang serius dengan isu secret admirer jadi untuk opini kali ini saya serahkan kepada co-author yang lebih berpengalaman :)
Pojok co-author
Co-author 1 (identitas disembunyikan karena isu personal)
Cinta dalam diam ya...
Sebenarnya aku gatau sih mau cerita apa😂
Aku udah suka sama orang lama banget, dari orangnya kece badai, alim, ingusan *eh nggak, sampe sekarang katanya orangnya udah rusak parah. Gatau ya, mau dibodoh-bodohin sebanyak apapun orang, mau dibilang “dia ga pantes buat kamu” sama hampir semua orang, tetep aja ini rasanya awet bener udah 6 tahun. Sebenarnya pengecut aja sih kalau dalam kasusku😂, udah banyak dikasih kesempatan sama Tuhan buat dekat tetep ga berani deket :v, konvensional sekali aku yang menganggap cewek ga boleh mulai, padahal pas aku ditanyain seseorang kenapa ga bilang duluan aja kalo suka, kan tak jawab “gengsi tuh”, terus dia bilang "Khadijah aja nglamar Muhammad duluan" ya sedikit tertampar sih gue, karena kalau dalam masalah agama kan memang ga ada bedanya tuh siapa yang bilang duluan, cewek apa cowok, tapi masalahnya gue bukan khadijah yang udah kaya raya dan mapan buat menikah😂😂, jadi motivasiku jadi kayak Ali dan Fatimah ajalah ya, yang diam-diam suka tiba-tiba emang jodoh :"). Jadi ya ga terlalu tak pikir sih kayak ginian, ya walaupun iya sakit kalau lihat dia pacaran :") kangen kalau ga liat dia lama :") tapi yang lebih sakit itu fakta bahwa gue bukan siapa-siapanya yang boleh jealous atau kangen T.T
Co-author 2
Cinta dalam diam.....
Menurutku sih cinta dalam diam itu keadaan dimana seseorang suka sama orang lain. . . Tapi dia menyimpan perasaannya. . . Jadi orang yang dikagumin itu gatau perihal perasaannya. Tipe orang itu beda-beda kan ya. Ada yang kalau suka orang dia blak-blakan langsung ke orangnya. Ada yg nggak berani buat mengungkapkan, jadi yaudah dipendam aja. Mungkin.... si penyimpan rasa nggak ada keberanian mengungkapkan karena malu.... atau dia nggak mau merusak hubungan pertemanan mereka:))). Jadi ia lebih memilih memendam perasaannya sendiri.
Kalau aku sekarang pengen fokus banget buat ngejar cita-cita sih... dia aja semangat masa aku enggak gitu loh, dan gaboleh lagi ada galau-galauan yang ga faedah. Wasting time sekali.
Menurutku sih perihal jodoh itu sudah diatur Allah. Kita cukup berdoa yang terbaik buat masa depan kita. Buat sekarang lebih baik kita fokus buat mengejar cita-cita kita dan memperbaiki kualitas diri kita. Perbaiki akhlak dan ibadah kita supaya kita mendapat jodoh yang sepadan dengan kita. Karena seseorang itu akan mendapat jodoh seperti cerminannya. Untuk sekarang aku udh ngelepasin 😂😂 tidak ingin mempertahankan perasaan ini dan berharap lebih lama lagi. Toh nanti kalau udah tiba waktunya bakal dipertemukan sama Allah. Rencana Allah siapa yg tau?:)
Co-author 3 (@abifaisal64)
Kalo bicara tentang perasaan pastilah kita setuju cewe jagonya, tapi jangan lupa cowo pun juga punya perasaan. Awalnya emang meragukan kalau terus diucapkan. Tapi nggak mungkin juga cowo nggak punya perasaan. Hanya tak terlihat saja. Tapi cara tiap orang juga beda-beda. Menurut saya kalau sekedar mengagumi lawan jenis itu sungguh sangat wajar. Dan kadang kita berani untuk memikirkan "Si Dia" dan pada akhirnya kita merasakan sakit juga. Namun apa salahnya untuk berharap. Berharap itu menyenangkan dan menenangkan. Namun hanya untuk jangka waktu yang singkat. Bila harapan tak kunjung terpenuhi kita akan merasa kecewa dan berhenti untuk berharap. Dan juga hidup tak sekedar untuk berharap namun juga harus ada tindakan. Dan jika telah menempatkan suatu tujuan semisal "Si Dia", maka harus dibarengi dengan konsistensi. Walaupun kenyataannya tak ada tanggapan atau respon. Namun saya percaya bahwa hidup itu penuh dengan kejutan. Entah apapun itu. Dan semisal juga ngga bisa bersama maka percayalah bahwa ada yang lebih baik. Allah pasti punya cara tersendiri untuk mempertemukan pasangan. Dan saya yakin cara itu sangatlah hebat. Dan juga jangan terlalu menggebu-gebu untuk mengutarakan yang dirasa. Karena kalo udah bicara tentang perasaan atau anggaplah "hati", hati itu ngga bisa dipaksa. Dan untungnya manusia itu bisa berubah. Entah itu baik atau buruk. Dan itulah kekuatan sesungguhnya dari manusia. Tinggal bagaimana kita menyikapinya juga. Bagi saya boleh sih punya "seseorang untuk dikagumi" tapi jangan hanya itu saja yang dikejar. Hidup cuma sekali broo... Jadikan "Si Dia" sebagai motivasi untuk tujuan-tujuan lain. Lalu menjadi secret admirer itu juga menyenangkan karena jika dibandingkan dengan yang mempunyai hubungan yang spesial maka tuntutannya itu jauh lebih sedikit. Dan kalo pengen ada hubungan mending diniatkan langsung ke pernikahan deh... Soalnya pacaran dosa, ya mentoknya dido'akan saja siapa tau dikabulin jadi jodohnya hehe...
Epilog
Menurut saya sih menjadi secret admirer lebih aman walaupun kadang tidak bisa menyampaikan hal yang kita rasakan berat juga. Prinsip saya, kalau memang jodoh gak akan kemana. Untuk saat ini lebih baik berteman saja, mengalir dengan waktu, menata diri sampai pada waktu yang tepat. Saya menganalogikan perasaan dengan buah, kalau belum matang jangan dipetik. Kalau cuma ingin bersenang-senang dan saling berbagi cerita, berteman juga bisa kok :)
Sekian.
0 comments:
Post a Comment