Now you can Subscribe using RSS

Submit your Email

Monday, May 23, 2016

Merajut Kebersamaan dalam Kebhinnekaan

khansha hanak
ungkapan Bhinneka Tunggal Ika dapat ditemukan dalam Kitab Sutasoma yang ditulis oleh Mpu Tantular pada abad XIV di masa Kerajaan Majapahit.
Dalam kitab tersebut Mpu Tantular menulis “..., Bhinnêka tunggal ika tan hana dharma mangrwa” (Terpecah belah, tetapi satu jua, artinya tak ada dharma yang mendua).

Ungkapan bahasa Jawa Kuno di atas secara harfiah mengandung arti bhinneka (beragam), tunggal (satu), ika (itu) yaitu beragam satu itu.

Sekitar Sembilan puluh hari sebelum Proklamasi, Semboyan Bhinneka Tunggal Ika mulai menjadi pembicaraan terbatas antara Muhammad Yamin, Bung Karno, I Gusti Bagus Sugriwa dalam sidang-sidang BPUPKI. Bahkan Bung Hatta sendiri mengatakan bahwa Bhinneka Tunggal Ika adalah ciptaan Bung Karno setelah Indonesia merdeka. Setelah beberapa tahun kemudian ketika merancang Lambang Negara Republik Indonesia dalam bentuk Garuda Pancasila, semboyan Bhinneka Tunggal Ika dimasukkan ke dalamnya.

Secara resmi lambang tersebut dipakai dalam Sidang Kabinet Republik Indonesia Serikat yang dipimpin Bung Hatta pada 11 Februari 1950 berdasarkan rancangan yang dibuat oleh Sultan Hamid II (1913-1978). Dalam sidang tersebut muncul beberapa usulan rancangan lambang negara, kemudian yang dipilih adalah usulan yang dibuat Sultan Hamid II dan Muhammad Yamin, dan rancangan dari Sultan Hamid yang kemudian ditetapkan.

Para pendiri bangsa Indonesia yang sebagian besar beragama Islam tampaknya cukup toleran untuk menerima warisan Mpu Tantular tersebut. Sikap toleran ini merupakan watak dasar suku-suku bangsa di Indonesia yang telah mengenal beragam agama, berlapis-lapis kepercayaan dan tradisi, jauh sebelum Islam datang ke Nusantara.
  • Makna Bhinneka Tunggal Ika


Di kaki Burung Garuda Pancasila mencengkram sebuah pita yang bertuliskan Bhinneka Tunggal Ika. Kata-kata tersebut dapat pula diartikan : Berbeda-beda tetapi tetap satu itu.

Bhinneka Tunggal Ika dalam Persatuan Indonesia bermakna walaupun bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku bangsa yang memiliki kebudayaan dan adat-istiadat yang beraneka ragam namun keseluruhannya merupakan suatu persatuan. Penjelmaan persatuan bangsa dan wilayah negara Indonesia tersebut disimpulkan dalam PP. No. 66 tahun 1951 tentang lambang Negara Republik Indonesia, yang diundangkan tanggal 28 Nopember 1951, dan termuat dalam Lembaran Negara No. II tahun 1951.

Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan negara Indonesia sebagai dasar untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan Indonesia,dimana kita haruslah dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari yaitu hidup saling menghargai antara masyarakat yang satu dengan yang lainnya tanpa memandang suku bangsa, agama, bahasa, adat istiadat, warna kulit dan lain-lain.
  • Penyebab Keunikan atau Heterogenitas NKRI

    Keunikan wilayah dan heterogenitas itu anatara lain sebagai berikut :
    1). Indonesia bercirikan negara kepulauan atau maritime;
    2). Indonesia terletak antara dua benua dan dua samedera(posisi silang);
    3). Indonesia terletak pada garis khatulistiwa;
    4). Indonesia berada pada iklim tropis dengan dua musim;
    5). Indonesia menjadi pertemuan dua jalur pegunungan yaitu sirkum pasifik dan Mediterania;
    6). Wilayah subur dan dapat dihuni, sehingga berpeluang menjadi Negara agraris
    7). Kaya akan flora dan fauna dan sumber daya alam;
    8). Memiliki etnik yang banyak sehingga memiliki kebudayaan yang beragam;
    9). Memiliki jumlah penduduk dalam jumlah yang besar, sebanyak
    255,461,700 jiwa
      
    source : 

khansha hanak / Author & Editor

Just a little girl in a big world.

0 comments:

Post a Comment

Coprights @ 2016, Blogger Templates Designed By Templateism | Distributed By Gooyaabi Templates