Now you can Subscribe using RSS

Submit your Email

Thursday, September 22, 2016

Paningset

khansha hanak

 Pengertian dan tujuan

     Karena lamaran telah diterima, orangtua pihak pria segera menyusun rencana untuk menyampaikan paningset kepada orangtua pihak wanita, paningset berarti tali yang kuat ( singset ), paningset adalah usaha dari orangtua pihak pria untuk mengikat wanita yang akan dijadikan menantu.
     Tujuan paningset adalah agar calon suami istri tidah berpaling pada pilihan lain ( Susilantantini, 1998 ), kedua calon suami istri yang akan berjodoh saling menjajagi secara pribadi menuju persiapan pernikahan mereka telah diikat dengan dua ikatan langsung, yaitu lamaran dan paningset, adanya paningset menjadi pertanda bahwa pihak orangtua pria telah sungguh-sungguh  akan mengambil menantu pilihan anaknya, pintu gerbang bebesanan sudah jelas di depan mata.

 Waktu dan acara paningsetan

     Paningset dilaksanakan sebelum upacara pernikahan, rentang waktunya tidak ditentukan.
Paningset dapat dilaksanakan seminggu, sebulan, bahkan setahun sebelum pelaksanaan pernikahan, pada zaman dahulu, paningset diberikan jauh hari sebelum pernikahan, hal ini untuk memberikan kesempatan kepada calon suami istri yang akan berjodoh untuk saling memahami dan menjajagi watak dan kepribadian masing-masing.
Pada zaman sekarang, paningset dapat saja diberikan sehari menjelang upacara pernikahan, yaitu pada malam midodareni, bahkan ada yang memberikan paningset beberapa menit menjelang pernikahan, ini semua hanya karena pertimbangan segi kepraktisan saja, misalnya, tempat tinggal calon pengantin pria dan kerabatnya jauh, calon pengantin pria bukan orang jawa, kedua calon pengantin sudah saling menjajagi dan memahami satu sama lain selama masa perkenalan hingga saat menjelang acara perkawinan di laksanakan. Dll.
         Pelaksanaan paningset lebih bersifat formal, keluarga pihak pria datang dengan rombongan yang lebih banyak daripada ketika lamaran, jika pada lamaran, kehadiran pihak pria seperti orang bertamu dan diterima di ruang tamu, namun pada acara paningsetan dapat dilangsungkan secara formal, dihadiri dan disaksikan oleh beberapa keluarga dan tetangga dengan berbagai acara, pada acara paningsetan ini, kedua orangtua ( yang akan berbesan ) bertemu, jika pada lamaran belum ditentukan waktu peresmian, maka pada saat acara paningsetan ini masalah waktu pernikahan dirembug bersama, jika tinggal mematangkan rencana pelaksanaan pernikahan, kedua orangtua calon pengantin biasanya membawa wakil untuk berembug.

Piranti Paningset

Piranti paningset adalah barang-barang yang disiapkan untuk acara paningset itu sendiri. Piranti atau sarana paningset tidak ditentukan secara pasti, artinya, piranti atau sarana paningset tersebut tergantung pada kekuatan pihak pria.
a. Pisang sanggan

Pisang sanggan dipilih dari pisang raja ( pisang yang rasanya enak, harum dan tahan lama, walaupun kulitnya kering tetap enak dan ranum ). Pisang tersebut dipilih pisang yang besar-besar dan bersih ( gedhang ayu ) dan telah masak atau jadi, gedhang ayu mengandung harapan kebahagiaan, sanggan terdiri atas setangkep pisang raja, pisang raja menandung makna harapan bahwa kehidupan calon pengantin dapat berbahagia layaknya seorang raja dan permaisuri, memberikan rasa enak /  kebahagiaan kepada orang lain, pisang setangkep yang telah masak melambangkan pembicaraan antara kedua calon besan telah matang untuk menikahkan putra dan putrinya, setangkep pisang ayu sanggan singsetan yang di wadahi nampan disebut pisang sanggan
b. Suruh ayu
 
          Suruh ayu mengandung maksud bersatunya dua insan, walaupun dilahirkan sebagai lelaki dan perempuan jika telah disatukan oleh Tuhan, maka mereka akan bersatu jiwa dan raganya, bagaikan daun sirih yang berbeda rupa permukaan dan alasnya ( atas bawah ) tetapi satu rasa, antara suruh ayu dan pisang sanggan biasa di satukan menjadi istilah suruh ayu gedhang ayu.
c. Benang lawe
 
           Benang lawe untuk mengikat pisang melambangkan bahwa gadis telah diikat dengan tali ( dipinang ) untuk menuju ke pertalian suci yaitu akan nikah, Ubarampe / piranti a, b, dan c di letakkan pada satu nampan bundar, atau wadahan / tebok dari bambu yang bundar dan diberi hiasan seperlunya.
d. Seperangkat pakaian lengkap sarana make up
 
    Seperangkat pakaian ( busana sapengadeg ) terdiri atas kain baju, kebaya, sepatu, sandal, stagen, semekan atau kemben dan sarana untuk berhias bagi calon pengantin perempuan / istri, jika digabungkan, ubarampe menjadi sarana pangadining sarira, miwah pangadining busana ( sarana berhias diri dan berpakaian ), piranti melambangkan bahwa calon pengantin pria siap mencukupi kebutuhan lahir dan batin bagi istrinya ( sandang, ketentraman hati / bathin, dan keindahan bagi wanita ). Hiasan ini melambangkan hidup senantiasa memancarkan sinar keindahan kepribadian sehingga hidupnya dapat dicontoh.
e. Sindur
 
    Sindur berasal dari bahasa sansekerta “ Sindura “ artinya merah, sindur adalah semacam kain selendang berwarna merah dan bergaris tepi putih, warna merah dan putih melambangkan kama wanita dan pria, ini mengandung harapan bahwa menyatunya kama ( wanita dan pria ) akan membuahkan anugerah putra ( anak ) sebagai momongan.

f. Kain bercorak truntum
 
   Truntum atau trubus berarti tumbuh, motif kain ini adalah bunga-bunga kecil seperti bintang dengan warna gelap, kain truntum melambangkan pengharapan akan lestarinya perkawinan dan cinta yang terus tumbuh demi kelangsungan hidup berkeluarga, truntum ada pula yang mengartikan tumaruntum artinya :
Saling menuntun dan saling mencintai.
Dapat tumaruntum ( menurunkan kebajikan ) hingga turun temurun.
Motif kain juga melambangkan perjalanan hidup manusia ada gelap ada terang, ada susah dan adakalanya gembira, dsb.
g. Berbagai perhiasan
      Perhiasan pokok adalah cincin dari perak atau emas, selain itu, bila mampu tersedia gelang, kalung, giwang(anting-anting) dsb. Cincin yang akan dipakai berbentuk polos terusan, hal ini melambangkan cinta calon pengantin tiada berakhir sehingga membangun keluarga yang bahagia yang didasari cinta kasih berdua.
h. Jadah wajik dan jenang

 
      Makanan ini terbuat dari beras ketan, ketika masih berudud beras terpisah-pisah per biji, namun setelah menjadi jadah, wajik atau jenang lengket menjadi satu, hal ini melambangkan bersatunya pria dan wanita, selanjutnya mereka akan lengket terus ( bersatu dalam membangun keluarga ) layaknya jadah dan wajik.
i. Buah-buahan
      Buah-buahan terdiri dari jeruk glundung atau jenis jeruk lainya, apel, kelengkeng dsb. Hal ini melambangkan ketentraman, kesejukan dan kesegaran bagaikan buah-buahan sehingga hidup saling memberikan penyegaran dalam membangun bahtera rumah tangga.
j. Nasi golong 

Nasi golong adalah nasi putih tan dibentuk bulat seperti bola tenis, ini mengandung makna bahwa kedua calon pengantin dan orangtua sudah bertekad bulan ( golog gilig ) untuk bersatu.
k. Urip – urip
    Urip-urip berupa ayam jantan yang melambangkan seorang laki-laki ( calon pengantin ) siap untuk menempuh hidup berkeluarga.
l. Uang.
    Uang sebagai sumbangan pihak calon besan, uang tersebut disebut buwuh artinya : uang itu untuk imbuh anggone arep ewuh ( sebagai tambahan kepada orang tua yang  akan mantu ).
m. Pelangkah
     Pelangkah atau plangkah adalah pemberian tali asih dari calon pengantin pria kepada kakak calon pengantin wanita yang belum nikah, karena kedudukanya sebagai adik yang akan menikah terlebih dahulu, maka ia memberikan tanda kasih yang disebut plangkah dan meminta izin restu kakaknya, pelangkah berupa pisang sanggan setangkep dan seperangkat pakaian dan perhiasan ( cindera mata ), pakaian juga sebagai lambang jodoh, pelangkah berupa pakaian atau apa saja yang merupakan perlambang do’a sang adik agar kakaknya segera mendapatkan jodoh,
n. Pamesing
 
    Pamesing disebut juga pepesing ( Bratasiswara, 2000 : 574 ). Pamesing adalah pemberian kenang-kenangan sebagai tanda hormat dari calon pengantin pria kepada neenk atau kakek calon pengantin wanita, menurut Poerwadarminta ( 1939 : 488 ), Pamesing biasanya berujud kain jarit ( jarik ), pamesing atau pepesing juga dapat berupa pakaian baru yang terpilih, pepesing bermakna :
Sebagai tanda hormat cucu kepada nenek / kakek.
Sebagai kenang-kenangan tanda kasih sebagai penghulu ( pendahulu ) keturunan.
Sebagai tanda penolak balak ( pepesing ) demi keselamatan dan kebahagiaan calon pengantin, pepesing disiapkan oleh keluarga pihak calon pengantin pria dengan kesepakatan calon pengantin wanita.
o. Tebu wulung

Sebagai pengharapan supaya kehidupan rumah tangga dipenuhi oleh hal-hal yang manis (baik).









khansha hanak / Author & Editor

Just a little girl in a big world.

0 comments:

Post a Comment

Coprights @ 2016, Blogger Templates Designed By Templateism | Distributed By Gooyaabi Templates