Setelah Hijrah rasulullah SAW sibuk mengokohkan pondasi masyarakat Islam, dan membangun daulah Islam di Madinah, beliau juga membentuk kekuatan militer yang membangkitan kewibawaan Islam dan kehormatannya di hadapan negara-negara tetangganya dan menggagalkan konspirasi Yahudi, mengambil sikap dan menetapkan vonis atas sepak terjang mereka di Madinah, menghentikan permusuhan Quraisy dan menjatuhkan hukuman atas konspirasinya melawan Islam. Tatkala semua itu telah tuntas dilaksanakan, dan perjanjian Hudaibiyah dilaksanakan, Rasulullah SAW mulai mengirim para Da’i ke berbagai pelosok jazirah Arab untuk mendakwahkan Islam. Beliau mulai memprogram dakwah Islam yang menegara dan mendunia, oleh sebab itu beliau mengirim surat kepada pemimpin-pemimpin dunia dan para penguasanya, mengajak mereka untuk masuk Islam dan meyakinkan bangsanya untuk mendapatkan hidayah Islam.
1. MEMPERSIAPKAN PARA SAHABAT UNTUK MENJALANKAN MISI DAKWAH
Tatkala Rasulullah bertekadi untuk mengarahkan dakwahnya kepada para Raja dan penguasa, sementara wilayahnya berada jauh di luar jazirah Arab. Pada suatu hari saat berjalan bersama para sahabat, Rasulullah SAW bersabda :
“Wahai Manusia!, sesungguhnya Allah SWT telah mengutusku dengan membawa rahmat kepada seluruh umat, karena itu janganlah kalian berselisih denganku sebagaimana berselisihnya kaum Hawary dengan Nabi Isa AS”. Para sahabat bertanya : “Bagaimanakah berselisihnya kaum Hawary ya Rasulallah?” Rasulullah SAW bersabda : : Nabi Isa AS telah mengajak kaum Hawary sebagaimana aku mengajak kalian, maka yang diutus oleh Nabi Isa AS ke negeri yang dekat Ia senang dan langsung menerima tugas tersebut, sedangkan yang diutus ke negeri yang jauh tampak dari raut wajahnya tidak gembira dan merasa berat”. (lihat fathul Bary juz 9 hal 192 dan Sirah Nabawiyah Ibnu Katsir juz 3 hal : 507)
Rasulullah SAW mulai menugaskan kepada para sahabat, dianatara mereka ada yang ditugaskan menyampaikan surat kepada Heraklius, Kisra, Nuqauqis, Najasyi dan Raja-raja lainnya. Para sahabat menyambut tugas ini dengan penuh antusias sesuai dengan yang diinginkan oleh rasulullah SAW, mereka menjalankan tugas penting ini seoptimal mungkin, terlepas dari berhasil tidaknya misi dakwah tersebut.
2. CINCIN STEMPEL RASULULLAH SAW
Tatkala Rasulullah SAW mulai menulis surat kepada para Raja, beliau bermusyawarah kepada para sahabatnya, para sahabat memberikan masukan seraya berkata : “Ya Rasulallah, sesungguhnya para Raja tidak mau menerima dan membaca surat bila tidak ada stempelnya, karena stempel merupakan cara yang paling baik untuk mengetahui siapa pengirimnya dan supaya tidak tertipu, beliaupun menyetujuinya, lalu beliau menjadikan cincin perak sebagi stempel yang terukir diatsnya kalimat “Muhammad Rasulullah”, masing-masing kalimat tertulis dalam satu baris, Muhammad di baris yang paling bawah, Rasul dibaris tengah dan Allah di baris paling atas. (Lihat Fathul Bary juz 6 hal : 449 dan Thabaqat Ibnu Saad juz 2 hal : 23)
MEMILIH DUTA DA’WAH
Rasulullah SAW memilih sahabat-sahabatnya yang terbaik untuk menjalankan tugas ini, mereka piawai dalam komunikasi dan diplomasi, serta menguasai karakter, agama dan tradisi serta adat istiadat meereka, juga mengetahui rute perjalanan menuju negeri mereka, tentu saja di samping pemahaman mereka terhadap Islam. Merka juga dituntu harus berani dan berkepribadian teguh dalam menghadapi resiko menjalankan tugas.
1. Surat kepada Raja Najasyi @ Negus – Habsyah (Ethiopia)
Isi surat
“Bismillahirrahmannirrahim. Dari Muhammad Rasulullah, salam kepada Najasyi, pembesar Habasyah. Salam kepada siapa yang mengikuti petunjuk. Amma ba’du.
Sesungguhnya aku bertauhid kepada yang tiada Tuhan kecuali Dia, Yang Maharaja yang Maha Suci, Yang Maha Pemberi Keselamatan, Yang Maha Pemberi Keamanan, Yang Maha Pelindung. Dan aku bersaksi bahwa Isa bin Maryam (tiupan) roh dari Allah (yang terjadi) dengan kalimat-Nya (yang disampaikannya) kepada Maryam yang perawan, yang baik dan menjaga diri (suci) lalu mengandung (bayi) Isa dari wahyu dan tiupan-Nya sebagaimana menciptakan Adam dengan tangan-Nya.
Aku mengajak engkau kepada Allah yang Esa, tidak mempersekutukan sesuatu bagi-Nya dan taat patuh kepada-Nya dan mengikuti aku dan meyakini (ajaran) yang datang kepadaku.
Sesungguhnya aku utusan Allah. Dan aku mengajak engkau dan tentaramu kepada Allah Yang Maha Perkasa dan Agung. Aku telah menyampaikan dan telah aku nasihatkan; maka terimalah nasihatku. Salam bagi yang mengikuti petunjuk ini.”. [Zaadul Ma'ad 3/61].
Kisahnya
Ketika Rasulullah s.a.w menulis surat kepada Raja Najasyi yakni Ashhamah bin Al-Abjar dan menyerunya kepada Islam. Raja An-Najasyi mengambil surat itu, lalu meletakkan ke wajahnya dan turun dari singgasana. Beliau pun masuk Islam melalui Ja’far bin Abi Thalib r.a.
Beliau lalu mengirimkan surat kepada Rasulullah Sallallahu A’laihi Wasallam dan menyebutkan tentang keislamannya. Raja Najasyi akhirnya meninggal dunia pada bulan Rajab tahun ke-9 Hijriyyah. Rasulullah memberitakan hal itu pada hari wafatnya lalu melakukan shalat ghaib untuknya. Beliau juga mengabarkan bahwa Raja Najasyi kelak akan masuk syurga.
“Bismillahirrahmannirrahim. Dari Muhammad Rasulullah, salam kepada Najasyi, pembesar Habasyah. Salam kepada siapa yang mengikuti petunjuk. Amma ba’du.
Sesungguhnya aku bertauhid kepada yang tiada Tuhan kecuali Dia, Yang Maharaja yang Maha Suci, Yang Maha Pemberi Keselamatan, Yang Maha Pemberi Keamanan, Yang Maha Pelindung. Dan aku bersaksi bahwa Isa bin Maryam (tiupan) roh dari Allah (yang terjadi) dengan kalimat-Nya (yang disampaikannya) kepada Maryam yang perawan, yang baik dan menjaga diri (suci) lalu mengandung (bayi) Isa dari wahyu dan tiupan-Nya sebagaimana menciptakan Adam dengan tangan-Nya.
Aku mengajak engkau kepada Allah yang Esa, tidak mempersekutukan sesuatu bagi-Nya dan taat patuh kepada-Nya dan mengikuti aku dan meyakini (ajaran) yang datang kepadaku.
Sesungguhnya aku utusan Allah. Dan aku mengajak engkau dan tentaramu kepada Allah Yang Maha Perkasa dan Agung. Aku telah menyampaikan dan telah aku nasihatkan; maka terimalah nasihatku. Salam bagi yang mengikuti petunjuk ini.”. [Zaadul Ma'ad 3/61].
Kisahnya
Ketika Rasulullah s.a.w menulis surat kepada Raja Najasyi yakni Ashhamah bin Al-Abjar dan menyerunya kepada Islam. Raja An-Najasyi mengambil surat itu, lalu meletakkan ke wajahnya dan turun dari singgasana. Beliau pun masuk Islam melalui Ja’far bin Abi Thalib r.a.
Beliau lalu mengirimkan surat kepada Rasulullah Sallallahu A’laihi Wasallam dan menyebutkan tentang keislamannya. Raja Najasyi akhirnya meninggal dunia pada bulan Rajab tahun ke-9 Hijriyyah. Rasulullah memberitakan hal itu pada hari wafatnya lalu melakukan shalat ghaib untuknya. Beliau juga mengabarkan bahwa Raja Najasyi kelak akan masuk syurga.
2 – Surat kepada Raja Al-Muqawqis @ Binyamin – Mesir (Egypt)
Isi surat
“Bismillahirrahmannirrahim. Dari Muhammad hamba Allah dan Rasulullah. Kepada Muqauqis Peguasa Qibthi. Salam sejahtera kepada yang mengikuti petunjuk. Amma ba’du.
Aku mengajak Anda dengan dakwah Islam. Anutlah agama Islam dan Anda selamat. Allah akan memberimu pahala dua kali lipat. Tetapi apabila Anda berpaling, Anda akan memikul dosa kaum Qibthi. Wahai Ahli kitab, marilah menuju ke suatu kalimat ketetapan yang tidak terdapat suatu perselisihan di antara kita, bahwa kita tidak menyembah selain Allah dan tidak mempersekutukan Dia dengan sesuatu pun. Tidak pula sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain dari Allah. Jika mereka berpaling, maka katakanlah kepada mereka, ‘Saksikanlah bahwa kami adalah orang-orang yang menyerahkan diri kepada Allah (muslimin).”
Kisahnya
Nabi mengirimkan sahabatnya, Hatsib bin Abu Balta’ah untuk menyampaikan surat kepada Muqauqis. Diriwayatkan pula, Nabi juga mengutus seorang budak yang telah dimerdekakan dan menjadi anak angkat sahabat Abu Raha Al-Ghifari, yang bernama Jira untuk menemani Hatsib.
Hatsib menemui Muqauqis di balai istana di Iskandaria
Setelah al-Muqawqis membaca surat Nabi saw, dia membalas surat baginda dan memberi kepada baginda dua hadiah. Hadiah pertama berupa dua budak belian bernama Mariah binti Syamu’n al-Qibthiyyah yang dimerdekakan Nabi s.a.w dan menjadi isteri beliau, darinya Rasulullah s.a.w mendapat seorang anak yang diberi nama Ibrahim (wafat semasih kecil), nama ini diambil dari nama moyang beliau Nabi Ibrahim a.s. Dan hamba kedua adiknya sendiri iaitu Sirin binti Syamu’n Al-Qibthiyyah. Hadiah kedua pula berupa kuda untuk tunggangan baginda.
“Bismillahirrahmannirrahim. Dari Muhammad hamba Allah dan Rasulullah. Kepada Muqauqis Peguasa Qibthi. Salam sejahtera kepada yang mengikuti petunjuk. Amma ba’du.
Aku mengajak Anda dengan dakwah Islam. Anutlah agama Islam dan Anda selamat. Allah akan memberimu pahala dua kali lipat. Tetapi apabila Anda berpaling, Anda akan memikul dosa kaum Qibthi. Wahai Ahli kitab, marilah menuju ke suatu kalimat ketetapan yang tidak terdapat suatu perselisihan di antara kita, bahwa kita tidak menyembah selain Allah dan tidak mempersekutukan Dia dengan sesuatu pun. Tidak pula sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain dari Allah. Jika mereka berpaling, maka katakanlah kepada mereka, ‘Saksikanlah bahwa kami adalah orang-orang yang menyerahkan diri kepada Allah (muslimin).”
Kisahnya
Nabi mengirimkan sahabatnya, Hatsib bin Abu Balta’ah untuk menyampaikan surat kepada Muqauqis. Diriwayatkan pula, Nabi juga mengutus seorang budak yang telah dimerdekakan dan menjadi anak angkat sahabat Abu Raha Al-Ghifari, yang bernama Jira untuk menemani Hatsib.
Hatsib menemui Muqauqis di balai istana di Iskandaria
Setelah al-Muqawqis membaca surat Nabi saw, dia membalas surat baginda dan memberi kepada baginda dua hadiah. Hadiah pertama berupa dua budak belian bernama Mariah binti Syamu’n al-Qibthiyyah yang dimerdekakan Nabi s.a.w dan menjadi isteri beliau, darinya Rasulullah s.a.w mendapat seorang anak yang diberi nama Ibrahim (wafat semasih kecil), nama ini diambil dari nama moyang beliau Nabi Ibrahim a.s. Dan hamba kedua adiknya sendiri iaitu Sirin binti Syamu’n Al-Qibthiyyah. Hadiah kedua pula berupa kuda untuk tunggangan baginda.
3. Surat kepada Raja Khosrau II @ Chosroes – Parsi (Persia)
Isi surat
“Bismillahirrahmanirrahim. Dari Muhammad hamba Allah dan Rasul-Nya. Kepada Kisra penguasa rakyat Persia. Salam sejahtera bagi yang mengikuti petunjuk dan beriman kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Aku bersaksi behawa tiada Tuhan kecuali Allah yang Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Aku mengajak dengan seruan Allah.
Sesungguhnya aku adalah Rasul Allah kepada seluruh umat manusia supaya dapat memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup hatinya dan supaya ketetapan azab kepada orang-orang kafir itu pasti. Masuklah Anda ke dalam Islam, niscaya akan selamat. Jika kamu menolak, sesungguhnya kamu memikul dosa kaum Majusi.”
Kisahnya
Ketika Rasulullah s.a.w mengutus sahabatnya Abdullah bin Hudzaifah As-Sahmi yang sering berkunjung ke Kisra mengirim surat kepada Raja Khosrau II @ Abrawaiz yaitu raja dari Negeri Persia dan menyerunya kepada Islam. Namun ketika surat itu dibacakan oleh Raja itu, dia pun merobeknya sambil berkata, ”Hamba rendahan dari rakyatku menuliskan namanya mendahuluiku.”
Ketika berita tersebut sampai kepada Rasulullah s.a.w, baginda pun mengatakan, ”Semoga Allah merobek-robek kerajaannya.”
Doa tersebut dikabulkan. Persia akhirnya kalah dalam perang menghadapi Romawi dengan kekalahan yang menyakitkan. Kemudian dia pun digulingkan oleh anaknya sendiri yakni Syirawaih. Dia dibunuh dan dirampas kekuasaannya.
Seterusnya kerajaan itu kian terobek-robek dan hancur sampai akhirnya ditakluki oleh pasukan Islam pada zaman Khalifah Umar bin Al-Khaththab r.a hingga tidak dapat lagi berdiri.
4. Surat kepada Raja Heraklius @ Hercules – Romawi (Byzantines / Rome)
Isi surat
“Bismillahirrahmannirrahhim. Dari Muhammad, hamba dan utusan Allah kepada Heraklius penguasa Romawi. Salam sejahtera bagi siapapun yang mengikuti petunjuk. Amma ba’du.
Dengan ini, aku menyerumu untuk memeluk Islam. Masuk Islamlah, maka Allah akan mengganjarmu dengan pahala dua kali lipat. Akan tetapi, jika engkau menolak, engkau harus menanggung dosa orang-orang Arisi. Wahai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada satu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak ada yang kita sembah kecuali Allah, dan kita tidak mempersekutukan-Nya dengan apapun.
Sebagian kita tidak pula menjadikan tuhan selain Dia. Jika mereka berpaling, katakanlah kepada mereka, ‘Saksikanlah bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah).”
“Katakanlah: Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimah (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahawa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak (pula) sebahagian kita menjadikan sebahagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: “Saksikanlah, bahawa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”. (Surah Aali-Imran : 64) [Sahih Al-Bukhari 1/4,5]
SIKAP HERAKLIUS
Heraklius menyambut baik utusan Nabi Dahiyyah bin Khalifah, Ia menaruh perhatian besat terhadap surat tersebut dan menawarkan kepada kaumnya untuk masuk Islam. Namun kaumnya serta merta bereaksi keras menolaknya, Harakliuspun takut kekuasaanya jatuh, lalu Ia berkata kepada kaumnya seraya berdiplomasi : “Sesungguhnya aku mengatakan demikian hanya ingin menguji kalian sejauh manakah keteguhan kalian terhadap agama kalian!”, maka serentak merka sujud kepada Heraklius dan meridhoinya. Ia tidak masuk Islam karena cinta dan takut terhadap kekuasaannya. Oleh karena itu Ia kemudian melakukan kamuflase politik dengan mengatakan kepada Dahiyyah bahwa Ia telah menjadi seorang Muslim, lalu Ia memberinya hadiah sejumlah uang dinar. Tatkala Dahiyah melaporkan hal itu keada Nabi, Nabi berkata kepadanya : ”Musuh Allah itu telah berdusta, dia belumMuslim”. Lalu Nabi memerinthakan agar uang dinar tersebut dibagikan kepada yang membutuhkan.
“Bismillahirrahmanirrahim. Dari Muhammad hamba Allah dan Rasul-Nya. Kepada Kisra penguasa rakyat Persia. Salam sejahtera bagi yang mengikuti petunjuk dan beriman kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Aku bersaksi behawa tiada Tuhan kecuali Allah yang Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Aku mengajak dengan seruan Allah.
Sesungguhnya aku adalah Rasul Allah kepada seluruh umat manusia supaya dapat memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup hatinya dan supaya ketetapan azab kepada orang-orang kafir itu pasti. Masuklah Anda ke dalam Islam, niscaya akan selamat. Jika kamu menolak, sesungguhnya kamu memikul dosa kaum Majusi.”
Kisahnya
Ketika Rasulullah s.a.w mengutus sahabatnya Abdullah bin Hudzaifah As-Sahmi yang sering berkunjung ke Kisra mengirim surat kepada Raja Khosrau II @ Abrawaiz yaitu raja dari Negeri Persia dan menyerunya kepada Islam. Namun ketika surat itu dibacakan oleh Raja itu, dia pun merobeknya sambil berkata, ”Hamba rendahan dari rakyatku menuliskan namanya mendahuluiku.”
Ketika berita tersebut sampai kepada Rasulullah s.a.w, baginda pun mengatakan, ”Semoga Allah merobek-robek kerajaannya.”
Doa tersebut dikabulkan. Persia akhirnya kalah dalam perang menghadapi Romawi dengan kekalahan yang menyakitkan. Kemudian dia pun digulingkan oleh anaknya sendiri yakni Syirawaih. Dia dibunuh dan dirampas kekuasaannya.
Seterusnya kerajaan itu kian terobek-robek dan hancur sampai akhirnya ditakluki oleh pasukan Islam pada zaman Khalifah Umar bin Al-Khaththab r.a hingga tidak dapat lagi berdiri.
4. Surat kepada Raja Heraklius @ Hercules – Romawi (Byzantines / Rome)
Isi surat
“Bismillahirrahmannirrahhim. Dari Muhammad, hamba dan utusan Allah kepada Heraklius penguasa Romawi. Salam sejahtera bagi siapapun yang mengikuti petunjuk. Amma ba’du.
Dengan ini, aku menyerumu untuk memeluk Islam. Masuk Islamlah, maka Allah akan mengganjarmu dengan pahala dua kali lipat. Akan tetapi, jika engkau menolak, engkau harus menanggung dosa orang-orang Arisi. Wahai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada satu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak ada yang kita sembah kecuali Allah, dan kita tidak mempersekutukan-Nya dengan apapun.
Sebagian kita tidak pula menjadikan tuhan selain Dia. Jika mereka berpaling, katakanlah kepada mereka, ‘Saksikanlah bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah).”
“Katakanlah: Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimah (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahawa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak (pula) sebahagian kita menjadikan sebahagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: “Saksikanlah, bahawa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”. (Surah Aali-Imran : 64) [Sahih Al-Bukhari 1/4,5]
SIKAP HERAKLIUS
Heraklius menyambut baik utusan Nabi Dahiyyah bin Khalifah, Ia menaruh perhatian besat terhadap surat tersebut dan menawarkan kepada kaumnya untuk masuk Islam. Namun kaumnya serta merta bereaksi keras menolaknya, Harakliuspun takut kekuasaanya jatuh, lalu Ia berkata kepada kaumnya seraya berdiplomasi : “Sesungguhnya aku mengatakan demikian hanya ingin menguji kalian sejauh manakah keteguhan kalian terhadap agama kalian!”, maka serentak merka sujud kepada Heraklius dan meridhoinya. Ia tidak masuk Islam karena cinta dan takut terhadap kekuasaannya. Oleh karena itu Ia kemudian melakukan kamuflase politik dengan mengatakan kepada Dahiyyah bahwa Ia telah menjadi seorang Muslim, lalu Ia memberinya hadiah sejumlah uang dinar. Tatkala Dahiyah melaporkan hal itu keada Nabi, Nabi berkata kepadanya : ”Musuh Allah itu telah berdusta, dia belumMuslim”. Lalu Nabi memerinthakan agar uang dinar tersebut dibagikan kepada yang membutuhkan.
5. Kepada Uskup Dhughathir
Selain mengirimkan surat kepada Heraklius, Nabi juga menulis surat yang ditujukan kepada uskup terpandang di Romawi, yaitu uskup Dhughatir. Surat yang diantarkan juga oleh Dihyah tersebut berisi :
“Salam bagi yang beriman. Atas dasar itu sesungguhnya Isa bin Maryam adalah tiupan roh Allah, terjadi dengan kalimat-Nya yang benar (haq), disampaikan kepada Maryam yang suci. Aku beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya’qub, dan anak cucunya serta apa yang diberikan kepada para Nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka, dan kami hanya tunduk patuh kepadanya. Salam yang mengikuti petunjuk.”
Setelah membaca surat tersebut, sang uskup berkata kepada Dihyah, “Demi Allah, kawannya adalah seorang Nabi yang diutus. Kami mengenali sifat-sifat dan namanya semuanya tercantum dalam kitab-kitab kami.”
Uskup tersebut kemudian menanggalkan keuskupannya yang berwarna hitam dan digantinya dengan jubah berwarna putih. Dia mengambil tongkatnya, lalu beranjak menuju ke gereja. Di sana, banyak orang sedang berkumpul. Di hadapan mereka, uskup berkata, “Wahai segenap orang Romawi, aku telah menerima surat dari Ahmad yang mengajak kita kepada Allah. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan kecuali Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah.”
Mendengar ucapannya tersebut, orang-orang pun serempak menyerang dan memukulinya bertubi-tubi hingga tewas.
Setelah kejadian itu, Dihyah kembali kepada Heraklius. Kemudian Heraklius berujar, “Aku sudah memberitahukan kepadamu bahwa kami mencemaskan diri sendiri dan tindakan kekerasan mereka. Demi Allah, uskup Dhughatir lebih mulia daripada aku.”
Setelah membaca surat tersebut, sang uskup berkata kepada Dihyah, “Demi Allah, kawannya adalah seorang Nabi yang diutus. Kami mengenali sifat-sifat dan namanya semuanya tercantum dalam kitab-kitab kami.”
Uskup tersebut kemudian menanggalkan keuskupannya yang berwarna hitam dan digantinya dengan jubah berwarna putih. Dia mengambil tongkatnya, lalu beranjak menuju ke gereja. Di sana, banyak orang sedang berkumpul. Di hadapan mereka, uskup berkata, “Wahai segenap orang Romawi, aku telah menerima surat dari Ahmad yang mengajak kita kepada Allah. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan kecuali Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah.”
Mendengar ucapannya tersebut, orang-orang pun serempak menyerang dan memukulinya bertubi-tubi hingga tewas.
Setelah kejadian itu, Dihyah kembali kepada Heraklius. Kemudian Heraklius berujar, “Aku sudah memberitahukan kepadamu bahwa kami mencemaskan diri sendiri dan tindakan kekerasan mereka. Demi Allah, uskup Dhughatir lebih mulia daripada aku.”
6. Surat kepada Gubernur Al-Mundzir bin Sawa – Bahrain
Nabi Muhammad Sallallahu A’laihi Wasallam mengutus risalah kepada al-Munzir bin Sawa pemerintah Bahrain, menyeru beliau kepada Islam. Rasulullah Sallallahu A’laihi Wasallam memilih al-’Ala’ bin al-Hadhrami untuk menyampaikan risalahnya itu, sebagai jawaban al-Munzir telah menulis kepada Rasulullah seperti berikut ;
“Ada pun setelah itu wahai Rasulullah, sebenarnya telah pun ku baca bingkisan tuan hamba itu kepada penduduk Bahrain, di antara mereka gemarkan Islam dan kagum dengannya dan sebahagian yang lain membencinya, di bumi ku ini terdapat penganut Majusi dan Yahudi, maka berlaku sesuatu hal di sini mengenai seruan tuan hamba itu.”
Rasulullah s.a.w membalas semula kepadanya:
“Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang ” Dari Muhammad Utusan Allah kepada al-Munzir bin Sawi salam ke atas kamu. Maka sesungguhnya kepada Engkau Allah, aku memuji yang tiada Tuhan selainNya dan aku mengaku bahawa Muhammad adalah hambaNya dan pesuruhNya, adapun selepas itu aku mengingatkan kau dengan Allah Azzawajala, maka sesungguhnya sesiapa yang menasihat sebenarnya beliau menasihati dirinya, dan sesiapa yang mentaati ku dan sesiapa yang menasihatkan mereka bererti telah menasihatiku.
Sebenarnya para utusan ku telah pun memuji kau dengan baik, sesungguhnya melalui kamu aku memberi syafaat ku kepada kaum kamu, oleh itu biarlah kaum muslimin dengan kebebasan mereka dan pengampunan kamu terhadap pesalah-pesalah, maka terimalah mereka. Sekiranya kamu terus soleh dan baik maka kami tidak akan memecatkan kamu dari tugas dan sesiapa yang masih dengan pegangan Yahudi atau Majusinya ianya wajib membayar jizyah.
Berikut Surat-Surat yang ditulis oleh Rasulullah Sallallahu A’laihi Wasallam adalah :
Surat Kepada Negus, Raja Habsyah
Surat Kepada Abu Sufian
Surat Kedua Kepada Raja Habsyah
Surat Ketiga Kepada Raja Habsyah
Surat Kepada Kaisar Heraklius
Surat Kepada Khusro Perwez, Maharaja Farsi
Surat Kepada Hurmuz
Surat Kepada Wazir Mesir
Surat Kepada Hauza Bin Ali, Gabenor Yamamah
Surat Kepada Haris Ghassani, Raja Damishq (Damsyik)
Surat Kepada Munzir Bin Sawa, Gabenor Bahrain
Surat Kedua Kepada Munzir
Surat Kepada Jaifer Dan ‘Abd, Raja Oman
Surat Kepada Jaifer Waris As’hama Negus
Surat Kepada Raja-Raja Himyar
Surat Kedua Kepada Raja-Raja Himyar
Surat Kepada Farwah, Gabenor Ma’an
Surat Kepada ‘Amr Bin Hazm Ansari, Gabenor Yaman
Surat Kepada Ukaidir, Pemerintah Dumatul Jandal
Surat-Surat Dan Perintah Yang Diantar Kepada Amir, Pemimpin Dan Ketua-Ketua berbagai Kabilah Dan Individu
Surat Kepada Pope Rom
Surat-Surat Kepada Yahudi Khaibar
Surat Kepada Budail Bin Waraqa
Surat-Surat Kepada Puak Aslam
Surat Kepada Penduduk Persekitaran Tihama
Surat Kepada Khalid Bin Zimadul Azdi
Surat Kepada Hilal Bin Umayyah, Amir Bahrain
Surat Kepada Usaibukht Bin Abdullah, Amir Hajar
Surat Kepada Bani Abdullah
Surat Kepada Nahshall Bin Malik, Amir Bani Va’il
Surat Kepada Rifa’ah Bin Zaid Juzami
Surat Kepada Bani Asad
Surat Kepada Amir-Amir Aqabah
Surat Kepada Penduduk Maqna
Surat Kepada Penduduk Azruh
Surat Kepada Amir Hamdan
Surat Kepada Khalid Bin Al-Walid
Surat Kepada Musailamah Al-Kazzab (Si Penipu)
Surat Kepada Muaz Bin Jabal R.A.
Surat Kepada Jin
Surat Kepada Zul Ghussa Qais
Surat Kepada ‘Amr Bin Ma’abad Al-Juhani
Surat Kepada Bani Zuhair
Surat Kepada Suhail Bin Amr
Surat Kepada Puak Khas’am
Surat Kepada Zamal Bin ‘Amr Aluzri
sumber: daulahislam.com
“Ada pun setelah itu wahai Rasulullah, sebenarnya telah pun ku baca bingkisan tuan hamba itu kepada penduduk Bahrain, di antara mereka gemarkan Islam dan kagum dengannya dan sebahagian yang lain membencinya, di bumi ku ini terdapat penganut Majusi dan Yahudi, maka berlaku sesuatu hal di sini mengenai seruan tuan hamba itu.”
Rasulullah s.a.w membalas semula kepadanya:
“Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang ” Dari Muhammad Utusan Allah kepada al-Munzir bin Sawi salam ke atas kamu. Maka sesungguhnya kepada Engkau Allah, aku memuji yang tiada Tuhan selainNya dan aku mengaku bahawa Muhammad adalah hambaNya dan pesuruhNya, adapun selepas itu aku mengingatkan kau dengan Allah Azzawajala, maka sesungguhnya sesiapa yang menasihat sebenarnya beliau menasihati dirinya, dan sesiapa yang mentaati ku dan sesiapa yang menasihatkan mereka bererti telah menasihatiku.
Sebenarnya para utusan ku telah pun memuji kau dengan baik, sesungguhnya melalui kamu aku memberi syafaat ku kepada kaum kamu, oleh itu biarlah kaum muslimin dengan kebebasan mereka dan pengampunan kamu terhadap pesalah-pesalah, maka terimalah mereka. Sekiranya kamu terus soleh dan baik maka kami tidak akan memecatkan kamu dari tugas dan sesiapa yang masih dengan pegangan Yahudi atau Majusinya ianya wajib membayar jizyah.
Berikut Surat-Surat yang ditulis oleh Rasulullah Sallallahu A’laihi Wasallam adalah :
Surat Kepada Negus, Raja Habsyah
Surat Kepada Abu Sufian
Surat Kedua Kepada Raja Habsyah
Surat Ketiga Kepada Raja Habsyah
Surat Kepada Kaisar Heraklius
Surat Kepada Khusro Perwez, Maharaja Farsi
Surat Kepada Hurmuz
Surat Kepada Wazir Mesir
Surat Kepada Hauza Bin Ali, Gabenor Yamamah
Surat Kepada Haris Ghassani, Raja Damishq (Damsyik)
Surat Kepada Munzir Bin Sawa, Gabenor Bahrain
Surat Kedua Kepada Munzir
Surat Kepada Jaifer Dan ‘Abd, Raja Oman
Surat Kepada Jaifer Waris As’hama Negus
Surat Kepada Raja-Raja Himyar
Surat Kedua Kepada Raja-Raja Himyar
Surat Kepada Farwah, Gabenor Ma’an
Surat Kepada ‘Amr Bin Hazm Ansari, Gabenor Yaman
Surat Kepada Ukaidir, Pemerintah Dumatul Jandal
Surat-Surat Dan Perintah Yang Diantar Kepada Amir, Pemimpin Dan Ketua-Ketua berbagai Kabilah Dan Individu
Surat Kepada Pope Rom
Surat-Surat Kepada Yahudi Khaibar
Surat Kepada Budail Bin Waraqa
Surat-Surat Kepada Puak Aslam
Surat Kepada Penduduk Persekitaran Tihama
Surat Kepada Khalid Bin Zimadul Azdi
Surat Kepada Hilal Bin Umayyah, Amir Bahrain
Surat Kepada Usaibukht Bin Abdullah, Amir Hajar
Surat Kepada Bani Abdullah
Surat Kepada Nahshall Bin Malik, Amir Bani Va’il
Surat Kepada Rifa’ah Bin Zaid Juzami
Surat Kepada Bani Asad
Surat Kepada Amir-Amir Aqabah
Surat Kepada Penduduk Maqna
Surat Kepada Penduduk Azruh
Surat Kepada Amir Hamdan
Surat Kepada Khalid Bin Al-Walid
Surat Kepada Musailamah Al-Kazzab (Si Penipu)
Surat Kepada Muaz Bin Jabal R.A.
Surat Kepada Jin
Surat Kepada Zul Ghussa Qais
Surat Kepada ‘Amr Bin Ma’abad Al-Juhani
Surat Kepada Bani Zuhair
Surat Kepada Suhail Bin Amr
Surat Kepada Puak Khas’am
Surat Kepada Zamal Bin ‘Amr Aluzri
sumber: daulahislam.com
0 comments:
Post a Comment