Now you can Subscribe using RSS

Submit your Email

Sunday, May 22, 2016

Sejarah Dakwah Nabi Muhammad SAW Periode Madinah

khansha hanak

 
abiummi.com

Faktor yang mendorong hijrahnya Nabi SAW di antaranya :

⦁    Ada tanda-tanda baik pada perkembangan Islam di Yatsrib, karena pada tahun 621 M telah dating 13 orang penduduk Yatsrib menemui Nabi SAW di bukit Akabah. Pada tahun berikutnya, 622 M datang lagi sebanyak 73 orang Yatsrib ke Mekkah yang terdiri dari suku Aus dan Khazraj
⦁    Rencana pembunuhan Nabi SAW oleh kaum Quraisy yang hasil kesepakatannya adalah mereka sangat khawatir jika Muhammad dan pengikutnya telah berkuasa di Yatsrib dan membunuh Nabi saw sebelum beliau ikut pindah ke Yatsrib.
  • setiap suku Quraisy mengirimkan seorang pemudah tangguh; mengepung rumah Nabi saw dan akan membunuhnya saat fajar.
Rencana-rencana tersebut diketahui oleh Nabi saw dan para pemuda quraisy terkecoh. Mereka mengejar dan menjelajahi seluruh kota untuk mencari Nabi saw tetapi hasilnya nihil. Kemudian Nabi bersama pengikutnya melanjutkan perjalanannya menelusuri pantai laut merah.

Akhir Periode Dakwah Rasululah di Kota Mekkah

Dengan berpindahnya Nabi saw dari Mekkah maka berakhirlah periode pertama perjalanan dakwah beliau di kota Mekkah. Beliau berjuang antara hidup dan mati menyerukan agama Islam di tengah masyarakat Mekkah dengan jihad kesabaran, harta benda, jiwa dan raga. 
Sebelum memasuki Yatsrib, Nabi saw singgah di Quba selama 4 hari beristirahat, Nabi mendirikan sebuah masjid quba dan masjid pertama dalam sejarah Islam. Tepat hari Jumat 12 Rabiul awal tahun 1 hijrah bertepatan 24 September 6 M, Nabi saw mengadakan shalat Jum'at yang pertama kali dalam sejarah Islam dan Beliau pun berkhotbah di hadapan muslimin Muhajirin dan Anshar.

Muhammad Rasulullah SAW Hijrah ke Madinah

Ada dua macam arti hijrah yang harus diketahui oleh umat Islam. 
  • Pertama hijrah berarti meninggalkan semua perbuatan yang dilarang dan dimurkai Allah SWT untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang baik, yang disuruh Allah SWT dan diridai-Nya.
  • kedua hijrah ialah berpindah dari suatu negeri kafir (non-Islam), karena di negeri itu umat Islam selalu mendapat tekanan, ancaman, dan kekerasan, sehingga tidak memiliki kebebasan dalam berdakwah dan beribadah. Kemudian umat Islam di negeri kafir itu, berpindah ke negeri Islam agar memperoleh keamanan dan kebebasan dalam berdakwah dan beribadah. Arti kedua dari hijrah ini pernah dipraktikkan oleh Rasulullah SAW dan umat Islam, yakni berhijrah dari Mekah ke Yastrib pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun 1 hijriyah, bertepatan dengan tanggal 28 Juni 622 M.
        

Tujuan hijrahnya Rasulullah SAW dan umat Islam dari Mekah (negeri kafir) ke Yastrib (negeri Islam) adalah :

⦁    Untuk menyelamatkan diri dan umat Islam dari tekanan, ancaman dan kekerasan kaum kafri Quraisy. Bahkan pada waktu Rasulullah SAW meninggalkan rumahnya di Mekah untuk berhijrah ke Yastrib (Madinah), rumah beliau sudah dikepung oleh kaum Quraisy dengan maksud untuk membunuhnya.
⦁    Agar memperoleh keamanan dan kebebasan dalam berdakwah serta beribadah, sehingga dapat meningkatkan usaha-usahanya dalam berjihad di jalan Allah SWT, untuk menegakkan dan meninggikan agama-Nya (Islam).

Dakwah Rasulullah SAW periode Madinah berlangsung selama sepuluh tahun, yakni dari semenjak tanggal 12 Rabiul Awal tahun 1 hijriah sampai dengan wafatnya Rasulullah SAW, tanggal 13 Rabiul Awal tahun ke-11 hijriah. 
Materi dakwah yang disampaikan Rasulullah SAW pada periode Madinah, selain ajaran Islam yang terkandung dalam 89 surat Makiyah dan Hadis periode Mekah, juga ajaran Islam yang terkandung dalm 25 surat Madaniyah dan hadits periode Madinah. Adapaun ajaran Islam periode Madinah, umumnya ajaran Islam tentang masalah sosial kemasyarakatan.

Objek Dakwah Rasulullah SAW pada periode Madinah 

  1. orang-orang yang sudah masuk Islam dari kalangan kaum Muhajirin dan Ansar.
  2. orang-orang yang belum masuk Islam seperti kaum Yahudi penduduk Madinah, 
  3. para penduduk di luar kota Madinah yang termasuk bangsa Arab dan tidak termasuk bangsa Arab. 
Rasulullah SAW diutus oleh Allah SWT bukan hanya untuk bangsa Arab, tetapi untuk seluruh umat manusia di dunia, Allah SWT berfirman yang artinya: 
“Dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat   bagi semesta alam.” (Q.S. Al-Anbiya’, 21: 107)
    
Tujuan Dakwah Rasulullah SAW yang ditujukan kepada orang-orang yang sudah masuk Islam (umat Islam)  
  • bertujuan agar mereka mengetahui seluruh ajaran Islam baik yang diturunkan di Mekah ataupun yang diturunkan di Madinah, kemudian mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka betul-betul menjadi umat yang bertakwa. Selain itu, Rasulullah SAW dibantu oleh para sahabatnya melakukan usaha-usaha nyata agar terwujud persaudaraan sesama umat Islam dan terbentuk masyarakat madani di Madinah.
      

Tujuan Dakwah yang  kepada orang-orang yang belum masuk Islam 

  • bertujuan agar mereka bersedia menerima Islam sebagai agamanya, mempelajari ajaran-ajarannya dan mengamalkannya, sehingga mereka menjadi umat Islam yang senantiasa beriman dan beramal saleh, yang berbahagia di dunia serta sejahtera di akhirat.
Setelah ada izin dari Allah SWT untuk berperang, sebagaimana firman-Nya dalam surah Al-Hajj, 22:39 dan Al-Baqarah, 2:190, maka kemudian Rasulullah SAW dan para sahabatnya menyusun kekuatan untuk menghadapi peperangan dengan orang kafir yang tidak dapat dihindarkan lagi. 

Tujuan Peperangan-peperangan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW dan pengikutnya   :

⦁ Membela diri, kehormatan, dan harta
⦁ Menjamin kelancaran dakwah, dan memberi kesempatan kepada mereka yang hendak menganutnya
⦁  Untuk memelihara umat Islam agar tidak dihancurkan oleh bala tentara Persia dan Romawi
Alasannya : Setelah Rasulullah SAW dan para pengikutnya mampu membangun suatu negara yang merdeka dan berdaulat, yang berpusat di Madinah, mereka berusaha menyiarkan dan memasyhurkan agama Islam, bukan saja terhadap para penduduk Jazirah Arabia, tetapi juga keluar Jazirah Arabia, maka bangsa Romawi dan Persia menjadi cemas dan khawatir kekuaan mereka akan tersaingi. Oleh karena itu, bangsa Romawi dan bangsa Persia bertekad untuk menumpas dan menghancurkan umat Islam dan agamanya. Untuk menghadapi tekad bangsa Romawi Persia tersebut, Rasulullah SAW dan para pengikutnya tidak tinggal diam sehingga terjadi peperangan antara umat Islam dan bangsa Romawi.

Strategi Dakwah Rasulullah di Madinah

Setelah Nabi hijrah ke Madinah, kota tersebut dijadikan pusat jamaah kaum muslimin, dan selanjutnya menjadi ibukota Negara islam yang segera didirikan oleh Nabi, dengan dirubah namanya Madinah, yang semula bernama Yastrib. Adapun stategi dakwah Rasululullah SAW. Periode Madinah, yaitu :

1. Pembinaan Masjid

Masjid merupakan institusi dakwah pertama yang dibina oleh Rasulullah SAW. setibanya baginda di Madinah. Ia menjadi nadi pergerakan Islam yang menghubungkan manusia dengan Penciptanya serta manusia sesama manusia. Masjid menjadi lambang akidah umat Islam atas keyakinan tauhid mereka kepada Allah SWT. Pembinaan masjid dimulakan dengan membersihkan persekitaran kawasan yang dikenali sebagai ‘mirbad’ dan meratakannya sebelum menggali lubang untuk diletakkan batu-batu sebagai asas binaan. Malah, Rasulullah SAW. sendiri yang meletakkan batu-batu tersebut. Batu-batu itu kemudiannya disemen dengan tanah liat sehingga menjadi binaan konkrit.

Masjid pertama ini dibina dalam keadaan kekurangan tetapi penuh dengan jiwa ketaqwaan kaum muslimin di kalangan muhajirin dan ansar. Mesjid pertama yang dibangun rasulullah SAW. adalah mesjid Quba’. Tanggla 16 Agustus Rasul dan para sahabat yang berjumlah lebih kurang seratus orang menuju Madinah pada hari jumat. Ditengah jalan pada suatu tempat yang bernama perkampungan lembah Bani Salim, Rasul mendapat perintah untuk mendirikan shalat jumat, sebagai suatu isyarat sudah waktunya memproklamirkan berdirinya Daulah Islamiyah. Di dalamnya, dibina sebuah mimbar untuk Rasulullah SAW. menyampaikan khutbah dan wahyu daripada Allah. Terdapat ruang muamalah yang dipanggil ‘sirda’untuk pergerakan kaum muslimin melakukan aktivitas kemasyarakatan. Pembinaan masjid ini mengukuhkan dakwah baginda untuk menyebarkan risalah wahyu kepada kaum muslimin serta menjadi pusat perbincangan di kalangan Rasulullah SAW. dan para sahabat tentang masalah ummah.

2. Mengukuhkan Persaudaraan

Rasulullah SAW mempersadarakan kaum Muhajirin dan Ansar. Jalinan ini diasaskan kepada kesatuan cinta kepada Allah serta pegangan akidah tauhid yang sama. Persaudaraan ini membuktikan kekuatan kaum muslimin melalui pengorbanan yang besar sesama mereka tanpa membeda – bedakan pangkat, bangsa dan harta. Selain itu, ia turut memadamkan api persengketaan di kalangan suku kaum Aus dan Khajraz. Sebagai contoh : 
  • Abu bakar dipersaudarakan dengan Harisah bin Zaid, 
  • Jafar bin Abi Thalib dipersaudarakan dengan Mu’az bin Jabal,
  • Umar bin Khattab dipersaudarakan dengan Itbah bin Malik.

3. Pembentukan Piagam Madinah

Madinah sebagai sebuah Negara yang menghimpunkan masyarakat Islam dan Yahudi dari berbagai bangsa memerlukan kepada satu perlembagaan khusus yang menjaga kepentingan semua pihak. Rasulullah SAW menyediakan sebuah piagam yang dikenali sebagai Piagam Madinah untuk membentuk sebuah masyarakat di bawah naungan Islam.
Piagam ini mengandungi 32 pasal yang menyentuh segenap aspek kehidupan termasuk akidah, akhlak, kebajikan, undang-undang, kemasyarakatan, ekonomi dan lain-lain. Di dalamnya juga terkandung aspek khusus yang mesti dipatuhi oleh kaum Muslimin seperti tidak mensyirikkan Allah, tolong-menolong sesama mukmin, bertaqwa dan lain-lain. Selain itu, bagi kaum bukan Islam, mereka mesti berkelakuan baik kepada kaum islam di Madinah. Piagam ini harus dipatuhi oleh semua penduduk Madinah Islam atau bukan Islam. Strategi ini telah menjadikan Madinah sebagai model Negara Islam yang adil, membangun serta disegani oleh musuh-musuh Islam.

4. Strategi Ketentaraan
Peperangan merupakan strategi dakwah Rasulullah di Madinah untuk melebarkan perjuangan Islam ke seluruh pelosok dunia. Strategi ketenteraan Rasulullah s.a.w digeruni oleh pihak lawan khususnya pihak musyrikin di Mekah dan Negara-negara lain. Antara tindakan strategik baginda menghadapi peperangan ialah persiapan sebelum berlakunya peperangan seperti pengitipan dan maklumat musuh. Ini berlaku dalam perang Badar, Rasulullah SAW. telah mengutuskan pasukan berani mati seperti Ali bin Abi Talib, Saad Ibnu Waqqash dan Zubair Ibn Awwam untuk bersiap-sedia menghadapi perang. Rasulullah SAW turut membacakan ayat-ayat al-Quran untuk menggerunkan hati musuh serta menguatkan jiwa kaum Muslimin. Antara firman Allah Taala bermaksud : 
“Dan ingatlah ketika Allah menjajikan kepadamu bahwa salah satu dari dua golongan yang kamu hadapi adalah untukmu, sedang kamu menginginkan bahwa yang tidak mempunyai kekuatan senjatalah yang untukmu, dan Allah menghendaki untuk membenarkan yang benar dengan ayat-ayatNya dan memusnahkan orang-orang kafir.” (Surah al-Anfal: 7)

Rasulullah SAW. turut mengambil pandangan dari para sahabat dalam menyusun strategi peperangan. Dalam perang Khandak, Rasulullah SAW. setuju dengan pandangan Salman al-Farisi yang berketurunan Parsi berkenaan pembinaan benteng. Strategi ini membantu pasukan tentera Islam berjaya dalam semua peperangan dengan pihak musuh.

5. Hubungan Luar
Hubungan luar merupakan orientasi penting bagai melebarkan sayap dakwah. Ini terbukti melalui tindakan Rasulullah SAW. menghantar para dutanya ke negara-negara luar untuk menjalin hubungan baik berteraskan dakwah tauhid kepada Allah. Negara-negara itu termasuk Mesir, Iraq, Parsi dan Cina. Sejarah turut merekamkan bahwa Saad Ibn Waqqas pernah berdakwah ke negeri Cina sekitar tahun 600 hijrah. Sejak itu, Islam bertebaran di negeri Cina hingga saat ini.
para sahabat yang pernah menjadi duta Rasulullah ialah :
  • Dukyah Kalibi kepada kaisar Romawi, 
  • Abdullah bin Huzaifah kepada kaisar Hurmuz, Raja Parsi, 
  • Jaafar bin Abu Talib kepada Raja Habsyah. 
Strategi hubungan luar ini diteruskan pada pemerintahan khalifah Islam selepas kewafatan Rasulullah SAW. Sebagai contoh, pasukan Salehuddin al-Ayubi di bawah pemerintahan Bani Uthmaniah telah berjaya menawan kota suci umat Islam di Baitul Maqdis. Penjajahan ke Negara-negara luar merupakan strategi dakwah paling berkesan di seluruh dunia.

Memelihara dan Mempertahankan Masyarakat Islam dalam Upaya Menciptakan Suasana Tenteram dan Aman agar Masyarakat Muslim yang Dibina dapat Terpelihara dan Bertahan


1. Rasulullah SAW membuat perjanjian persahabatan perdamaian dengan kaum Yahudi yang berdiam di kota Madinah dan sekitarnya. Tindakan ini belum pernah dilakukan oleh nabi dan rasul sebelumnya. Isi perjanjiannya sebagai berikut :

⦁    Kebebasan beragama bagi semua golongan dan masing-masing golongan mempunyai wewenang penuh terhadap anggits golongannya
⦁    Semua lapisan, baik muslim maupun Yahudi harus tolong menolong dan saling mebantu untuk melawan siapa saja yang memerangi mereka. Semua wajib mempertahankan kota bila ada serangan dari luar
⦁    Kota Madinah adalah kota suci yang wajib dihormati oleh mereka yang terikat dengan perjanjian itu. Apabila terjadi perselisihan antara muslim dan Yahudi, maka urusan itu diserahkan kepada Allah SWT dan rasul(Al Qur’an dan sunah)
⦁    Mengakui dan mentaati kesatuan pimpinan untuk kota Madinah yang disetujui dipegang oleh Nabi Muhammad SAW
6. Sholat Jum’at di padang Bani Salim
Kedatangan Rasulullah di madinah bertepatan dengan hari Jum’at. Ketika Nabi sampai di padang Bani Salim, di pinggiran kota Madinah, waktu Zuhur telah tiba. Maka turunlah Nabi dari unta dan bersama-sama kaum muslimin melakukan sholat Jum’at. Inilah sholat jum’at dan khotbah jum’at yang pertama kali dilakukan Nabi dalam sejarah perkembangan Islam. Setelah selesai, Nabi kembali menaiki untanya dan memasuki kota Madinah. Setiap rumah kaum muslimin ingin mendapat kehormatan agar Nabi bermalam di rumah mereka

2. Mendirikan Masjid di Madinah

Ketika pertama kali Rosulullah datang di kota Madinah ( dalam hijrahnya ) kaum Ansor mengajak beliau serta menawarkan rumah untuk istirahat. Namun Rasulullah Sholallahu Allaihi Wasalam menjawab “Biarkan jalan onta ini karena dia diperintah “. Setelah sampai ditanah milik kedua orang anak yatim yang bernama Sahal dan Suhail keduanya anak Amr dibawah asuhan Muadz bin Afro maka onta tersebut berhenti, kemudian beliau dipersilahkan oleh Abu Ayub Al- Ansuri untuk tinggal dirumahnya. Setelah beberapa waktu disitu maka Nabi merencanakan akan mendirikan masjid diatas sebagian kebun milik As’ad bin Zuroroh, tanah milik kedua anak yatim tadi dan sebagian tanah kuburan musrikin yang telah rusak. Tanah milik kedua anak yatim tadi dibeli dengan harga sepuluh dinar dan yang membayarnya Abu Bakar.

Waktu membangun masjid Nabi meletakkan batu pertama selanjutnya oleh sahabat Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali, kemudian dikerjakan secara bersama-sama oleh para sahabat sampai selesai. Pagarnya dari batu tanah setinggi kurang lebih dua meter tiangnya dari batang kurma, atapnya dari pelepah pohon kurma,halaman masjid ditutup dengan batu kecil kiblatnya memghadap Baitul Maqdis, karena waktu itu belum turun perintah menghadap Baitullah. Pintunya tiga buah yaitu pintu kanan, pintu kiri dan pintu belakang panjang masjid 70 hasta, lebar 60 hasta. Dengan demikian masjid itu sederhana sekali, tanpa hiasan, tanpa tikar dan untuk penerangan dimalam hari menggunakan pelepah kurma kering yang dibakar. Masjid itu dibuat pada tahun 1 hijriah.

Membangun masjid ini merupakan usaha pertama Rosulullah SAW. dalam membentuk masyarakat Islam Madinah. Fungsi masjid di zaman Rosulullah SAW. adalah sebagai berikut :
⦁    Masjid sebagai sarana pembinaan umat Islam di bidang akidah, ibadah dan ahlak.
⦁    Masjid menjad sarana ibadah, seperti sholat
⦁    Masjid menjadi temat belajar agama islam yang bersumberkan dari Al-qur’an dan Al-Hadish.
⦁    Masjid menjadi sarana tempat menyambung tali silaturahmi antara kaum muslimin
⦁    Menjadikan masjid menjadi sarana sosial.
⦁    Rosulullah menjadikan masjid menjadi tempat bermusyawarah.
⦁    Tempat menyusun strategi perang.

3. Mempersaudarakan Kaum Muhajirin dan Kaum Anshar

Kaum muslimin di Madinah saat itu terdiri dari banyak suku. Ada yang berasal dari suku Quraisy di Mekah, ada juga yang termasuk dari suku Aus atau Khazraj di Madinah, dan masih banyak lainnya. Sebelum Islam datang, orang-orang Arab hidup dalam persukuan dan terlalu fanatik terhadap sukunya masing-masing. Semenjak islam datang, Nabi beusaha mempersatukan kaum-kaum tersebut sehingga menjadi keluarga Islam. Nabi pun menyatukan kaum Mujahirin dan kaum Anshar dalam ikatan yang sangat kuat. Di Madinah, Nabi mempersaudarakan
  • Abu Bakar dengan Khuraisy bin Zubair, 
  • Ja’far bin Abu Tholib dengan Muaz bin Jabal, 
  • Umar bin khottob dengan Itban bin Malik Al-Khazraji, 
  • Usman Bin Affan dengan Aus Bin Tsabit, 
  • Abdurrohman bin Auf dengan Sa’ad bin Rabi,

Saling Membantu antara kaum Muslimin
Hubungan kaum Muhajirin dan kaum Anshar benar-benar erat. Mereka saling membantu dan menolong.
  • Kaum Muhajirin yang tidak mampu diberikan sepetak lahan untuk bertani dari kaum Anshar, 
  • ada pula yang memberikan modal untuk berdagang atau berkerja sama dalam mencari mata pencaharian. 
  • kaum Muhajirin yang pandai berdagang dapat meneruskan usaha kaum Anshar. T
  • kaum Muhajirin yang tidak mempunyai keluarga dan keadaannya miskin. Mereka tinggal di serambi masjid dan disebut “ Ahli Sufah ”.

4. Toleransi Islam Terhadap Kaum Yahudi

1. Perjanjian dengan Kaum Yahudi
Kaum yahudi di Madinah tidak begitu banyak, tetapi Rasulullah SAW. telah menyadari pentingan membuat perjanjian damai dengan mereka. Mereka dianggap baik selama tidak mengganggu umat islam. Kemudian dibuatlah perjanjian dengan kaum yahudi yang berisi :
⦁    bahwa orang Islam dan kaum yahudi harus hidup rukun dalam satu bangsa
⦁    kedua belah pihak bebas menjalankan agamanya masing-masing dan tidak saling mengganggu.
⦁    jika salah satu pihak diserang musuh, maka pihak lainnya harus membantu melawan musuh tersebut
⦁    apabila kota Madinah diserang musuh, maka kedua belah pihak harus mempertahankannya
⦁    kalau terjadi perselisihan, maka Nabi Muhammad SAW. lah yang menjadi hakim dan mendamaikan pihak tersebut
Sejak lama, orang yahudi di Madinah terdiri dari 3 golongan, yaitu
  1. Bani Qainuka, 
  2. Bani Nazir
  3. Bani Quraidah. 
Mereka lambat laun mulai tidak menghargai perjanjian yang telah mereka buat bersama kaum Muslimin. Oleh karena itu, mereka hendak menghalangi dakwah Nabi Muhammad SAW.
a. Pengusiran Bani Qainuka
Tidak lama setelah kaum Muslimin mengadakan perjanjian damai dengan kaum yahudi, kaum yshudi mulai tidak menghirukan perjanjian itu. Mereka menunjukkan rasa benci terhadap kaum Muslimin. Awal peristiwa ini dimulai oleh Bani Qainuka. Atas apa yang mereka perbuat, mereka berhak mendapatkan hukuman. Bani Qainuka diusir dari Madinah setelah terjadi perang Badar.

b. Pengusiran Bani Nazir
Setahun kemudia, Bani Nazir melakukan penghianatan terhadap Rasulullah SAW. yaitu dengan membunuh Beliau. Mereka hendak melakukannya ketika Nabi dan para sahabat berkunjung ke kampung Bani Nazir kerena ada suatu keperluan. Karena atas pertolongan Allah SWT. maka Rosulullah SAW. selamat dari pembunuhan itu. Setelah perang Uhud, Bani Nazir di usir dari Madinah.

c. Hukuman terhadap Bani Quraidah
Hanya Bani quraidah yang tersisa di Madinah. Akan tetapi mereka jauh lebih jahat. Mereka bergabung dengan suku-suku arab yang sedang mengepung Madinah pada perang Ahzab. Pada perang ini, kaum Muslimin sangat menderita. Pertama-tama, Rosulullah SAW. berusaha bersikap lunak terhadap Bani Quraidah. Beliau mengirim dua utusan untuk berbicara dengan Bani Quraidah, akan tetapi, mereka ditolak dengan kasar. Setelah kaum Muslimin terbebas dari kepungan, mereka balik mengepung Bani Quraidah. Akhirnya Bani Quraidah menyerah dengan syarat yang menghukum mereka adalah Saad bin Muaz. Persyaratan ini diterima oleh Rosulullah. Saad bin Muaz memutuskan hukuman bunuh bagi yang laki-laki dan wanita dan anak-anak ditawan. Hukuman ini pantas bagi mereka mengingat kejamnya mereka ketika perang. Sejak saat itu, tidak ada yang menghalangi umat Islam di Madinah untuk beribadah dan berdakwah.

Penduduk kota Madinah terdiri dari 2 golongan yang berbeda jauh, yaitu :
⦁    Golongan Arab yang berasal dari selatan yang terdiri dari suku Aus dan Khazraj
⦁    Golongan yahudi, yaitu orang-orang Israel yang berasal dari utara (Palestina)

substansi dan strategi dakwah Rasulullah SAW antara lain :

⦁    Membina masyarakat Islam melalui pertalian persaudaraan antara kaum Muhajjirin dengan kaum Anshar
⦁    Memelihara dan mempertahankan masyarakat Islam
⦁    Meletakkan dasar-daar politik, ekonomi dan social untk masyarakat Islam
Dengan diletakannya dasar-dasar yang berkala ini masyarakat dan pemerintahan Islam dapat mewujudkan nagara “ Baldtun Thiyibatun Warabbun Ghafur “ dan Madinah disebut “ Madinatul Munawwarah ”.


source :
http://blendist.blogspot.co.id/2015/01/dakwah-muhammad-rasulullah-saw-saat-di-madinah.html 

khansha hanak / Author & Editor

Just a little girl in a big world.

0 comments:

Post a Comment

Coprights @ 2016, Blogger Templates Designed By Templateism | Distributed By Gooyaabi Templates